napoleon |
Akhirnya saya menemukan gambar "napoleon" ini ditumpukan buku-buku dan kertas di kamarku. Setelah dua hari membersihkan kamar yang sebenarnya gudang bekas menyimpan barang jahitan emak yang kemudian saya sulap menjadi kamar. Gambar ini dibuat ketika saya masih di Semarang dan ingin membuat sebuah tattoo baru lagi sebelum meninggalkan Pulau Jawa untuk mengadu nasib di Bali. Yah, gambar yang akhirnya menutup lengan kanan saya ini di buat oleh teman senasib dan sepenanggungan, guru filsafat, teman curhat, seorang seniman handal (menurut saya), seorang yang putus asa terhadap hidupnya, mengapa saya sebut begitu karena pernah suatu saat dia bertanya kepadaku.."sekarang hari apa?tanggal berapa?.." dan setelah saya jawab pertanyaan dari dia, kemudian dia berkata lagi.."berarti kurang setahun lagi (waktu itu) umurku bertambah dan jika semuanya belum ada perubahan aku akan mengakhirnya semuanya.". Bukan sekedar gertakan atau omongan hiperbola, namun apa yang dia katakan selalu dia lakukan. Tetapi nasib memang tidak bisa ditebak, sekarang dia sudah berubah total, nasibnya mulai membaik ironinya nasib dia tidak seperti nasib saya sekarang yang menjadi pengangguran hahaha. Namun apa dikata, nasib tidak bisa ditebak seperti hujan yang susah ditebak sekarang ini. Hari ini panas besok hujan mulai turun, pagi mendung mungkin siangnya sang hujan tak mau juga turun. Harapanku saat ini cuma satu..saya mesti "bisa" seperti dia.
Napoleon telah mengeluarkan sang gagak dari dalam jiwanya.
"terbanglah membumbung..jadilah jiwa yang bebas."
Terima kasih buat Bayu "tambeng" untuk gambarnya. Saya merasa bangga mempunyai gambar dari hasil tangan seniman seperti anda. Banyak hal yang belum sampai tercipta dan terealisasi dari kami, banyak proyek proyek idealis kami yang belum sempat terlaksana. Itu semua terhadang oleh urusan "perut".